Kadang juga kalo rapat hanya beberapa yang hadir.. Entar kalo diantara kalian ada yang mau nikah, pake aja tuh gedung DPR! Enak men bisa pake kursi yang harganya selangit. Mau tau harga 1 kursinya?! Harganya Rp.24 juta yang di impor langsung dari Jerman. Uang segitu mennn 24 juta! 1 kursi! Kenapa harus ke Jerman?! Kan Indonesia juga punya barang Mebel Jati Jepara yang mungkin lebih bagus dan lebih murah...Mungkin. :(
Terus kalian coba Toilet bintang tujuh ini. anggarannya gk besar sih, cuma Rp.1,4 M aja, yang kaya beginian 1,4 M murahkan. Lama-lama dah kalian tuh di toilet, jadiin tempat tinggal aja. Sudah dari Toilet terus kalian bawa pulang tuh layar besar yang ada di lobby ruang rapat. Malasahnya layar gede itu buat apaan? Rapat juga hanya beberapa yang hadir, dan kalo hadir juga paling tidur atau nonton vidio yang begituan! Padahal kalo di kasih ke rakyat kecil berguna banget buat nonton layar tancep. Hhaa... | Ehh tadi maksud yang begituan itu yang kaya gimana? | Euhh budak leutik pipilueun wae. CABOK! | :((Sekarang juga lihat partai politik yang sedang Kece Badai Cetar Membahana WOW yaitu *samarkan saja namanya* Partai Korupsi Sapi #Fakta. Ada yang bilang "Uang dan Daging kemana?"
"Ehh emangnya si Uang punya kaki apa?! Iya kalo punya kaki juga mungkin si lagi nyari Daging Muda kali yaahaha
Ini zaman Revolusi bukan zaman Korupsi! :(
#PrayForIndonesia #AWA
~
Partai Korupsi Sapi, Apa Boleh Buat - ‘’Daging Sapi Mahal Ini Biangnya:
Partai Korupsi Sapi’’. Demikian bunyi spanduk di tepi jalan. Spanduk
yang menunjuk PKS (Partai Keadilan Sejahtera) ini fotonya beredar luas
di dunia maya.
Daging sapi di Indonesia, paling mahal di dunia. Tertangkapnya eks
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, menguak permainan impor daging sapi
yang membuat harga di konsumen jadi mahal. PKS pun jadi tertuduh.
Apa boleh buat. ‘’PKS bukan kumpulan orang suci,’’ kata Anis Matta,
Sekjen PKS yang kemudian didaulat menggantikan Luthfi sebagai presiden
partai, di Gedung Markaz Da'wah, Jumat (1/2).
‘’Kita pasti sebagai manusia biasa melakukan banyak sekali kesalahan.
Terutama kami, saya secara pribadi, dan semua pimpinan PKS menyadari
bahwa kita sebagai manusia biasa pasti melakukan kesalahan,’’ katanya
kepada pers.
Kesalahan kader-kader PKS di Kementrian Pertanian, sangat merugikan
umat. Misalnya membuat daging sapi menjadi sumber protein hewani mewah
bagi sebagian besar masyarakat. Hanya kaum kaya yang sanggup membelinya.
Bagaimana bisa?
Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi), sudah memaparkan hasil kajian kebijakan tata niaga komoditas
strategis daging sapi. KPK menemukan sejumlah titik rawan adanya tindak
pidana korupsi terkait komoditas sapi dan daging sapi.
Pengaduan masyarakat sepanjang periode 2005-2012 atas dugaan tindak
pidana korupsi terkait komoditas sapi dan daging sapi diklasifikasikan
oleh KPK dalam enam modus. Yaitu penggelapan impor daging sapi, impor
daging sapi fiktif, penyalahgunaan prosedur importasi daging sapi,
penyalahgunaan dana bansos ternak sapi, dan suap proses impor daging
sapi.
"Ini terjadi akibat masifnya masalah di sektor daging. Dalam satu
dekade, ada indikasi pembiaran by design," kata Wakil Ketua KPK, Busyro
Muqoddas dalam paparan diskusi di KPK, Rabu, 20 Pebruari 2013.
Padahal pemerintah telah menargetkan Program Swasembada Daging Sapi dan
Kerbau (PSDSK) dengan menggelontorkan dana sebesar Rp18,7 triliun yang
dialokasikan melalui APBN 2009-2014. Namun kenyataannya, kebijakan tata
niaga komoditas daging sapi ini tidak mencerminkan keberpihakan kepada
6,2 juta peternak sapi lokal.
Lebih jauh, Busyro menyebutkan adanya fenomena penyumbatan distribusi.
Suatu kebijakan yang didesain untuk mengerdilkan daya saing peternakan
lokal, karena daging-daging yang beredar di Jakarta sudah ditentukan
melalui unsur kartel.
"Jadi bisnis bidang ini sudah dimiliki kartel dan termasuk importasi
daging dari luar negeri juga ada kaitannya dengan kapiltalisme asing.
Sehingga hak peternak yang seharusnya dilindungi negara malah kena
kartel asing," ujar Busyro.
Populasi sapi potong sendiri berdasarkan data yang diperoleh KPK per
wilayah dan setelah ditotal hasilnya mencapai 93 persen, jumlah tersebut
seharusnya bisa mencukupi kebutuhan daging dalam negeri. Tapi faktanya,
pemerintah tetap melakukan impor.
Temuan terbaru BPK memastikan juga bahwa sejak 2010, setiap tahun telah
terjadi impor daging sapi melebihi kuota yang telah ditetapkan, termasuk
kuota yang telah direvisi itu. Kepastian itu didapat karena data impor
di Badan Karantina Pertanian berbeda jauh dengan data di Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai. Artinya, ada pemalsuan data di sini.
Hal ini disampaikan oleh Ali Maskur, anggota BPK kepada para wartawan, Kamis, 14 Februari 2013 (Kompas, Jumat, 15/02/2013).
Sedangkan temuan Kompas memperlihatkan selama itu pula telah terjadi
pemalsuan dokumen yang meluas, baik dalam impor daging, maupun jeroan
sapi. Terjadi juga praktek penyelundupan dengan modus dokumennya impor
jeroan sapi, tetapi isinya adalah daging sapi. Jumlah impor jeroan empat
perusahaan yang tercatat pada Januari 2010 – Juni 2011 mencapai 28.331
ton. Dari jumlah itu diduga sebagian besarnya berisi daging.
Kajian KPK juga menemukan adanya fakta daging-daging dari daerah tidak
bisa sampai ke Jakarta. Setelah diusut, ternyata ada upaya mencegah
pasokan daging untuk bisa sampai ke Jakarta. Menurutnya, lima Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) dibiarkan nganggur selama lima tahun.
"Jadi ada apa ini? Ini by design. Akibatnya ada kelompok penguasa bisnis daging," tegas Busyro.
Sumber: http://partai-politik-presiden.blogspot.com/

